I. Pendahuluan
Seperti kita ketahui bahwa bahasa dapat diperoleh. Sesorang dapat memperoleh bahasa dari suatu komunitas masyarakat di mana tinggal.
Jazirah Arabia merupakan tempat lahirnya bahasa Arab. Ia terbagi atas dua bagian yaitu bahasa Arab فصيح fasih dan bahasa Arab sehari-hari atau dialek لهجة lahjatun . Bahasa Arab fasih dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu bahasa Arab klasik dan bahasa Arab modern. Bahasa Arab klasik adalah bahasa formal yang digunakan di kawasan Hejaz. Sampai saat ini masih terdapat catatan tertulis yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab klasik, termasuk di dalamnya syair-syair Arab yang amat terkenal pada masa pra Islam. Al-Qur`an juga diturunkan dalam bahasa Arab klasik tersebut, dan hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa bahasa ini terjaga keasliannya sepanjang masa.
Di dalam sistem kebahasaan yang sama terdapat perbedaan dalam aspek-aspek bahasa: fonologi, gramatika, dan pembendaharaan kosakata. Adanya perbedaan aspek kebahasaan di atas membawa pada pembentukan berbagai sub kelompok dalam komunitas bahasa. Tiap-tiap sub kelompok mempunyai ciri khas yang menandakan adanya satu sub kelompok yang berbeda dengan satu sub kelompok yang lain.
Pembentukan sub kelompok pada mulanya berdasarkan wilayah geografis, dengan demikian terdapat pengertian yang menghubungkan ciri-ciri penuturan sub kelompok dengan wilayah geografi tertentu. Keseluruhan penuturan sub kelompok yang dikaitkan dengan suatu wilayah geografi itulah yang dikenal sebagai dialek. Jadi pengertian awal bagi dialek adalah pengertian yang dikaitkan dengan dimensi ruang.
II. Pembahasan
A. Pengertian
Dialek adalah satuan unit bagian dari suatu bahasa yang berkembang dalam masyarakat tertentu. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satu bahasa terdapat beberapa dialek yang disebabkan beberapa faktor.
Menurut Dr. Anis Ibrahim, dialek adalah seperangkat kode bahasa yang berkembang dalam suatu komunitas tertentu yang digunakan komunikasi oleh individu di lingkungan tersebut. Dialek termasuk bagian dari suatu lingkungan yang lebih besar dan lebih luas yang memuat beberapa dialek di dalamnya yang setiap dialek mempunyai ciri-ciri khas tertentu, akan tetapi kesemuaanya tercakup dalam satu bahasa.
Menurut Dialek adalah cara berbicara yang digunakan orang dalam berbahasa yang dipengaruhi oleh letak geografis, sosial atau kebudayaan, dan itulah yang disebut dialek geografis atau dialek sosial. Setiap bahasa mempunyai berbagai macam dialek, dan setiap dialek mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan yang lain baik dari segi fonologi, sintaksis, atau morfologi. Dengan berjalannya waktu, dialek juga dapat berkembang sampai akhirnya menjadi bahasa tersendiri, yang disebabkan oleh faktor geografis, politik dan kebudayaan’.
Dapat dikatakan bahwa dialek ini suatu yang umum, sedangkan bahasa suatu yang khusus. Dalam suatu bahasa terdapat beberapa dialek. Sesuai kondisi masyarakat yang dianggap mudah untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
B. Timbulnya bermacam-Macam Dialek
Di antara yang menyebabkan adanya keberagaman dialek adalah sebagai berikut:
1. Faktor Geografi
Kebiasaan sesorang dapat mempengaruhi bahasanya. Para penutur satu bahasa, hidup dalam lingkungan geografis tertentu dengan kebiasan yang berbeda. Dengan berlalunya waktu telah muncul mujul dialek yang berbeda satu sama lainnya yang berkembang dari satu bahasa yang sama.
2. Faktor Sosial
Adanya tingkatan strata sosial menyebabkan adanya dialek yang bervariasi sesuai dengan lapisannya. Misalnya, kita menemukan pembicaraan kelas aristokrasi dialeknya berbeda dengan dialek kelas menengah dan bawah dalam masyarakat. Serta budaya yang berbeda juga memiliki dampak terjadinya dialek yang berbeda. Begitu juga dengan berbagai profesi.
3. Pribadi Politik
Luasnya wilayah pemerintahan dan banyaknya penduduk yang mendiami suatu Negara, mengakibatkan sulitnya pemerintah untuk menyatukan masyarakatnya, baik dalam bentuk pemikiran maupun bahasanya. Selain itu, terjadinya peperangan mempertemukan antara bahasa orang yang memerangi dan yang diperangi. Hasilnya adalah, terhapusnya salah satu bahasa secara mengakar atau penggabungan diantara keduanya. Bangsa Arab telah berperang kebanyak negri yang secara tidak langsung juga memerangi bahasa penduduknya seperti bahasa penduduk Iraq , Syam, Mesir, Maroko dan sebagian bahasa penduduk bangsa jajahanlainnya. Dan banyak lagi bangsa yang melakukan hal sama seperti yang dilakukan bangsa Arab. Terbentuknya dialek akibat sebuah peperangan ditentukan dua kondisi, yaitu perang kecil dan perangbesar.
Pertama: Perang Kecil
Perang Kecil Yaitu peperangan dengan jumlah anggota yang sedikit, ketika memenangkan ekspansi dapat terpengaruh dengan bahasa penduduk asli yang jumlahnya lebih banyak. Dan terkadang bangsa yang terjajah seringkali terpengaruh oleh mereka yang menjajah khususnya pada kalimat-kalimat yang terkait denga nundang-undang, peraturan ketentaraan seperti yang terjadi antara bangsa Inggris terhadap Prancis.
Kedua:Perang Besar
Perang Besar yaitu peperangan yang dilakukan oleh pasukan yang sangat banyak dan diikuti oleh gelombang pindahnya penduduk yang memenangkan kewilayah jajahan. Di mana sang penguasa dapat memaksakan penggunaan bahasanya diseluruh sektor kehidupan
4. Fisiologis
Perbedaan fisik seseorang dapat memungkinkan terjadinya perbedaan dalam berbahasa. Secara teoritis, setiap person pasti memiliki lidah dan ruang makharijal-huruf yang berbeda-beda. Si Anti misalnya, tidak bisa mengucapkan huruf-huruf tertentu seperti hurufqaf, sedangkan si Anto mampu dengan santai dan mudah menlafalkan huruf-huruf tersebut. Pada tataran lahjah, perbedaan secara fisiologis ini juga merupakan faktor dominant yang mempengaruhi perbedaan lahjah Arabiyah, baik secara personal maupun sosiokultural. Kata qahwah, Bagi orang Mesir dibaca gahwah (qaf dibaca ga), sedangkan orang Arab Saudi membaca ahwah (qaf dibaca hamzah).
C. Perbedaan antara Bahasa dan Dialek
Mungkin kita menghadapi kesulitan dalam membedakan antara dua istilah ini. Jika kita tahu definisi sebelumnya bahwa bahasa itu lebih besar dari pada dialek dan dialek termasuk ragam dan bagian dari bahasa bahasa. Mungkin lebih mudahnya jika kita perhatikan bagan di bawah ini :
Bahasa sebagai unsur pusatnya, sedangkan dialek-dialek yang ada ini sebagai bagian atau unsur bahasa tersebut. Bahkan dapat dimungkinkan dialek-dialek juga mempunyai bagian dari dialek yang ada dibawahnya lagi. Seperti bahasa Jawa mempunyai beberapa dialek, misalnya bahasa Jawa dengan dialek Banyumas, dialek Tegal, bahkan dialek Kudus, dan sebagainya.
D. Jenis-jenis Dialek
Jenis-jenis dialek sangat banyak sekali macam, akan tetapi pada kesempatan kali ini penulis akan mencantumkan jenis dialek ditinjau dari sang penuturnya, diantaranya sebagai:
1. Dialek Regional
Ketika ada sesorang melakukan perjalanan yang panjang pada beberapa daerah yang berbeda-beda, maka akan ditemui perbedaan dalam ujaran, kode, dan tata bahasa dari satu daerah dan daerah yang lainnya. Kode dialek ini mengkararistikkan atas dialek daerah yang lain. Keragaman dialek inilah yang biasa disebut dengan Dialek Regional. Dan ada dari ahli bahasa yang menyebut dengan dialek geografi atau bahasa daerah.
Dialek geografis sering timbul pada kondisi geografis tertentu (adanya gunung atau hutan atau sungai). Dan kemudian kita tahu dialek Mesir dialek Arab dan Irak dan nada Sudan dan lainnya.
2. Dialek Sosial
Ada jenis dialek lagi, yaitu dialek sosial. Dialek sosial ini adalah dialek yang digunakan komunitas yang khusus atau kelas sosial tertentu dalam suatu penggunaan bahasa. Dan ahli bahasa ketika berbicara tentang dialek sosial menunjukkan faktor lain selain geografi. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya dialek sosial di antara strata sosial, perbedaan budaya, pendidikan dan pola pikiran, hati nurani, standar hidup, kehidupan keluarga, lingkungan sosial, tradisi, adat dan usaha yang dijalankan oleh masing-masing kelas pengusaha. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam munculnya dialek sosial adalah jenis kelamin laki-laki atau perempuan dan usia si pembicara.
Faktor-faktor ini secara langsung terkait dengan cara yang diucapkan oleh masyarakat. Di India, misalnya, menentukan kelas sosial keberagaman bahasa, yang digunakan oleh pembicara.
3. Dialek Pedesaan dan Perkotaan
Dalam suatu wilayah geografis yang mempunyai bahasa yang sama terdapat perkotaan dan pedesaan. Dalam banyak kasus, ditandai dengan kode bahasa kota dan pedesaan. Para peneliti bahasa bisa membedakan dialek bahasa perbedaan antara nada penduduk pedesaan dan nada penduduk kota dalam satu wilayah geografis. Mereka dapat mengetahuinya karena dua alasan. Yang pertama adalah bahwa penduduk perkotaan lebih banyak terjadi gesekan dengan berbagai jenis orang dari pada penduduk pedesaan, berdasarkan fakta bahwa kot sebagai pusat bertemunya orang-orang yang berasal dari beberapa daerah di sekitarnya. Kota ini menjadi wadah interaksi dari sejumlah besar orang dan penyelenggaraan berbagai kesenia dan dialek. Yang kedua adalah bahwa tingkat budaya penduduk kota-kota lebih tinggi dari penduduk pedesaan. Kedua faktor ini berkontribusi dalam membawa perbedaan antara dialek dialek pedesaan dan perkotaan.
III. Simpulan
Dialek adalah satuan unit bagian dari suatu bahasa yang berkembang dalam masyarakat tertentu. Dapat dikatakan bahwa dialek ini suatu yang umum, sedangkan bahasa suatu yang khusus. Dalam suatu bahasa terdapat beberapa dialek. Sesuai kondisi masyarakat yang dianggap mudah untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Timbulnya dialek disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut; keadaan geografi, sosial, politik, dan fisiologis.
Sedangkan macam-macam dari dialek ditinjau dari penuturnya diantaranya sebagai berikut; dialek regional/geografi, diale sosial, dan dialek fashihah dan ‘amiyah.
Daftar Pustaka
AbdulGaffar, al-Lahajatal-'Arabiyah:NasyatanwaTathawwuran.Cairo: MaktabahWahbah, 1414H / 1993M.
Ali Abdul Wahid Wafi, ‘Ulumul Lughoh, Cairo, Dar Nahdloh, 1997
إبراهيم أنيس، اللهجات العربية، القاهرة، مكتبة الأنجلون المصرية، 1996
أحمد عبد الرحمن حماد، عوامل التطور اللغوي، بيروت، دار الأندلس، 1983،
صبري إبراهيم السيد، علم اللغة الاجتماعي، إسكندرية، دار النعرفة الجامعية، 1995،
محمد عفيف الدين دمياطي، محاضرة في علم اللغة الاجتماعي، مالانح، الجامعة الإسلامية الحكومية مالانج، 2008،
محمد حسن عبد العزيز، مدخل إلى اللغة، القاهرة، دار الفكر العربي، 1988
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar