Pages

Subscribe:

Selasa, 29 Januari 2013

Morfologi

A. Pendahuluan Berdasarkan objek kajiannya, apakah struktur internal bahasa/bahasa itu hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa dibedakan adanya linguistik mikro dan linguistik makro (Mikrolinguistik dan makrolinguistik). Linguistik mikro: mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya. Subdisiplin linguistic mikro: 1. Linguistik Fonologi: menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya. 2. Linguistik Morfologi: menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya serta cara pembentukan. 3. Linguistik Sintaksis: menyelidiki satuan kata-kata dan satuan-satuan laindiatas kata, hubungan satu dengan yang lainnya, serta cara penyusunannyasehingga menjadi satuan ujaran. 4. Linguistik Semantik: menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupun kontekstual. 5. Linguistik Leksikologi: menyelidiki liksikon atau kosakata suatu bahasa dariberbagai aspek. 6. Linguistik Morfosintaksis: gabungan Morfologi dan Sintaksis. 7. Linguistik Leksikosemantik: gabungan Leksikologi dan Sematik. Linguistik Makro: menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, lebih banyak membahas faktor luar bahasanya daripada struktur internal bahasa. Dari serangkaian cabang linguistik tersebut di atas, yang dianggap inti dari ilmu linguistik itu hanyalah yang berkenaan dengan struktur internal bahasa, atau cabang-cabang yang termasuk kelompok linguistik mikro di atas. Cabang atau bidang manapun yang kemudian akan kita geluti secara intensif dan mendalam, mau tidak mau harus mulai dengan cabang-cabang yang termasuk linguistik mikro itu. Telah dibahas pada pertemuan yang lalu tentang Fonologi begitu panjang lebar. Tidak kalah pentingnya dari fonologi, Morfologi sesuuatu yang penting dalam suatu bahasa. Dalam suatu tataran bahasa terdapat hubungan hirarki antara font dan morfem sebelum membentuk suatu kata. B. Permasalahan Mengingat begitu banyak dan panjangannya pada tataran morfologi ini, maka pemakalah menyajikan sedikit tentang: 1. Penertian Morfologi dan istilah yang ada di dalamnya 2. Pembagian Morfem 3. Proses Morfemis 4. Morfofonomis C. Pembahasan 1. Pengertian Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan. Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam pembentukan kata atau yang rnenjadi bagian dari kata disebut morfem. Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status morfemnya (bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama). Melihat → me- Membawa → mem- Menyanyi → meny- Menggoda → meng- Begitu juga dalam bahasa Arab, contoh:  الرّحمن ، النّساء ال الشمسية (ال yang berasimilasi dengan fonem awal)  الفرقان ، الهلال ال القمرية (ال yang bentuknya tetap) 2. Pembagian Morfem Pembagian morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, maknanya dan sebagainya. a. Morfem Bebas dan Morfem Terikat Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapatmuncul dalam pertuturan. Sedangkan yang dimaksud dengan morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Jika diterapkan dalam bahasa arab dapat dicontohkan sebagai berikut : رجع، بيت Berkenaan dengan morfem terikat ada beberapa hal yang perlu dikemukakan. Pertama bentuk-bentuk seperti: “juang, henti, gaul, dan, baur” termasuk morfem terikat. Sebab meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam petuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi. Bentuk lazim tersebut disebut prakategorial. Kedua, bentuk seperti “baca, tulis, dan tendang” juga termasuk prakategorial karena bentuk tersebut merupakan pangkal kata, sehinggabaru muncul dalam petuturan sesudah mengalami proses morfologi. Ketiga bentuk seperti : “tua” (tua renta), “kerontang” (kering kerontang), hanya dapat muncul dalam pasangan tertentu juga, termasuk morfem terikat. Keempat, bentuk seperti “ke, daripada, dan kalau” secara morfologis termasuk morfem bebas. Tetapi secara sintaksis merupakan bentuk terikat. Kelima disebut klitika. Klitka adalah bentuk-bentuk singkat, biasanya satu silabel, secara fonologis tidak mendapat tekanan, kemunculannya dalam pertuturan selalu melekat tetapi tidak dipisahkan . Ini juga kalau dicontohkan dalam bahasa Arab biasa dikatakan dengan istilah idiom, seperti رغِب عن (benci), رغب في (senang). b. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi Morfem utuh adalah morfem dasar, merupakan kesatuan utuh. Morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian terpisah. Catatan yang perlu diperhatikan dalam morfem terbagi. Pertama, semua afiks disebut koufiks termasuk morfem terbagi. Untuk menentukan koufiks atau bukan, harus diperhatikan makna gramatikal yang disandang. Kedua, ada afiks yang disebut sufiks yakni yang disisipkan di tengah morfem dasar. Dalam ‘unwanu adlorof diterangkan bahwa penambahan huruf menunjukkan adanya penambahan makna. Contoh حمِر bermakna “merah” ini termasuk morfem utuh sesuai definisinya. Sedangkan contoh dari morfem terbagi احمَرّ yang berarti “sangat merah” . Tambahan ( ا ) dan penggandaan ر) ) yang berfaidah للمبالغة. c. Morfem beralomorf zero Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi melainkan kekosongan. Morfem ini tidak kelihan atau samar, tetapi bias diketahui kalau dihadapkan pada kalimat lain yang menunjukkan ganda. Contoh dalam bahasa Arab pada kata من ini dapat digunakn dalam kata mufrad dan jama’ atau dapat dikatakan sebgai الموصول المشترك. Misal:  من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها (ini tidak ada morfem lain)  من حضر في هذا المجلس فهم الفائزون ( ini dilihat dari kata فهم yang menunjukkan jama’) d. Morfem bermakna Leksikal dan Morfem tidak bermakna Leksikal Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Sedangkan morfem yang tidak bermakna leksikal adalah tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri. e. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal(stem), dan Akar (root) Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi bisa diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dari proses infleksi. Agar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. 3. PROSES MORFEMIS Proses-proses morfemis itu berkenaan dengan afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan juga sedikit tentang konversi dan modifikasi intern serta produktifitas proses-proses morfemis. a. Afiksasi Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada kata dasar. Dalam proses ini terdapat unsur-unsurnya yaitu: 1) Bentuk dasar 2) Afiks 3) Makna gramatikal yang dihasilkan. Jenis Afiks berdasarkan sifat kata yang dibentuk : 1) Afiks inflektif : Afiks yang digunakan dalam pembentukan kata – kata inflektif . Contoh: Melukis dan dilukis Lukis Contoh dalam bahasa Arab حضر احتضر 2) Afiks Derivatif: Afiks yang digunakan dalam pembentukan kata baru (kata leksikal tidak sama dengan bentuk dasarnya) Contoh: Batu Membatu Contoh dalam bahasa Arab حضر موت Afiks Berdasarkan melekatnya pada bentuk dasar : 1) Prefiks: afiks yang diimbuhkan dimuka bentuk dasar. Contoh: me-hibur(menghibur). Contoh dalam bahasa Arab: يفعل 2) Infiks: afiks yang diimbuhkan ditengah bentuk dasar. Contoh: el-tunjuk (telunjuk). Contoh dalam bahasa Arab: فاعل 3) Sufiks: afiks yang diimbukan pada posisi akhir bentuk dasar. Contoh: bagi-an (bagian). Contoh dalam bahasa Arab: كتبوا 4) Konfiks: afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian kedua berposisi pada akhir bentuk dasar sehingga dianggap sebagai satu kesatuan dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus . Contoh : per-temu-an (pertemuan). Contoh dalam bahasa Arab: يفعلون b. Reduplikasi Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk kata dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi. Contoh dalam bahasa Arab: ذهبا و ايابا Dalam linguistik Indonesia sudah lazim digunakan sejumlah istilah sehubungan dengan reduplikasi dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1) Dwilingga, yakni pengulangan morfem dasar. Contoh : meja-meja Contoh dalam bahasa Arab: جاء جاء زيد 2) Dwilingga salin suara, yakni pengulangan morfem dasar dengan perubahan vokal dan fonem lain. Contoh: bolak-balik. Contoh dalam bahasa Arab ذهبا و ايابا 3) Dwipurwa, yakni pengulangan silabel pertama. Contoh: lelaki Contoh dalam bahasa Arab تتفعل 4) Dwiwasana, yakni pengulangan pada akhir kata. Contoh: cengengesan Contoh dalam bahasa Arab: فعلل 5) Trilingga, yakni pengulangan morfem dasar sampai dua kali. Contoh: dag-dig-dug Proses reduplikasi dapat bersifat infleksional maupun derifasional. Reduplikasi infleksional tidak mengubah identitas flesikal tetapi memberi ,makna gramatikal . Bersifat derifasional membentuk kata yang identitas leksikalnya berbeda dengan bentuk dasarnya . Catatan khusus mengenai reduplikasi : 1) Bentuk dasar Reduplikasi dalam bahasa indonesia dapat berupa morfem dasar. Contoh: meja-meja 2) Bentuk Reduplikasi yang disertai afiks bisa bersamaan / proses afiksasi dulu baru reduplikasi. Contoh: berton-ton dan kesatuan-kesatuan 3) Pada dasar yang berupa gabungan kata, proses reduplikasi mungkin berupa reduplikasi penuh tetapi mungkin berupa reduplikasi parsial. Contoh: sawah ladang-sawah ladang 4) Reduplikasi dalam bahasa indonesia bersifat paradikmatis, memberi makna jamak / kevariasian juga bersifat derivasional. Contoh: mereka-mereka 5) Adanya reduplikasi semantis: dua buah kata yang maknanya bersinonim membentuk satu kesatuan gramatikal. Contoh: Ilmu Pengetahuan 6) Bentuk reduplikasi atau bukan pada komponen yang berupa morfem bentuk-bentuk dan terikat. Contoh: Tua-renta dan mondar-mondir. c. Komposisi Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang dasar maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru. Contoh: Lalu lintas. Dalam bahasa Arab dapat dicontohkan:أكلني البرغيث (nama suatu golongan) Verhaar (1978) menyatakan suatu komposisi disebut kata majemuk kalau hubungan kedua unsurnya tidak bersifat sintaksis. d. Konversi dan Modifikasi internal Konversi atau yang sering disebut derivasi zero, adalah proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur segmental. Contoh: cangkul (nomina) “Ayah membeli cangkul baru”, contoh: cangkul (verba) “Cangkul dulu baik-baik tanah itu, baru ditanami”. Contoh dalam bahasa Arab: حجر تحجر Modifikasi internal atau sering disebut penambahan atau perubahan internal adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (berupa huruf vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap (berupa konsonan). Contoh huruf K – T – B , “Katab, Maktub, Maktaba, dan Makatib”. e. Pemendekan Adalah proses penanggalan bagian – bagian leksen / gabungan leksen sehingga menjadi sebuah bentuk singkat tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Kependekan adalah proses pemendekan , dibedakan menjadi 3 : 1) penggalan: Kependekan berupa pengekalan satu / dua suku pertama dari bentuk yang dipendekan itu. Contoh: Lab/ Labo “Laboratorium”. Contoh dalam bahasa Arab: أيش أي شيئ 2) Singkatan: hasil prosess pemendekan yang berupa:  Pengekalan huruf awal dari sebuah leksen atau huruf – huruf awal dari gabungan leksem. Contoh: R (Radius) Contoh dalam bahasa Arab: ماجستير م  Pengekalan beberapa huruf dari sebuah leksem. Contoh: hlm (Halaman) Contoh dalam bahasa Arab كذالك: كِذا  Pengekalan huruf pertama dikombinasi dengan penggunaan angka untuk pengganti huruf yang sama. Contoh: P3 (Partai Persatuan Pembangunan)  Pengekalan dua , tiga , atau empat huruf perrtama dari sebuah leksem. Contoh: Ny (Nyonya). Contoh dalam bahasa Arab: أ.س الاستاذ  Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir dari sebuah leksem. Contoh: Ir (Insinyur). Contoh dalam bahasa Arab: صلى الله عليه وسلم ص.م 3) Akronim: hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata . Wujudnya berupa pengekalan huruf – huruf pertama, berupa pengekalan suku –suku kata dari gabungan leksem atau bisa juga secara tak beraturan. Contoh: Wagub (Wakil gubernur). Contoh dalam bahasa Arab أيش أي شيئ f. Produktifitas Proses Morfemis Adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama afiksasi, reduplikasi dan komposisi, digunakan berulang – ulang yang secara relatif tidak terbatas artinya ada kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses tersebut. Contoh dalam bahasa Arab: كتب ، كتبا ، كتبوا ، كتبت 4. Morfofonomis Morfofonomis, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa perubahan morfemis dalam suatu morfologi, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dapat berwujud: (1) pemunculan fonem, (2)pelepasan fonem, (3) peluluhan fonem, (4) perubahan fonem, dan (5) pergeseran fonem. Pemunculan fonem dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan prefiks me- dengan bentuk dasar “baca” yang menjadi “membaca”; di mana terlihat muncul konsonan sengau /m/ juga dalam proses pengimbuhan sufiks –an dengan bentuk dasar “hari” yang menjadi “hariyan” di mana terlihat muncul konsonan /y/ yang semula tidak ada. Pelepasan fonem dapat kita lihat dalam proses imbuhan akhiran –wan pada kata “sejarah” di mana fonem /h/ pada kata tersebut menjadi hilang; juga dalam proses penggabungan kata “anak” dan partikel –nda di mana fonem /k/ pada kata tersebut menjadi hilang dan juga dalam pengimbuhan dengan prefiks ber- pada kata “renang” di mana fonem /r/ dan prefiks itu hilang. Dalam bahasa Arab dapat dicontohkan: اتصال لاتصال Proses peluluhan fonem dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- pada kata “sikat” di mana fonem /s/ pada kata itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/. Dalam bahasa Arab dapat dicontohkan: اصطبر اصتبر Proses perubahan fonem dapat kita lihat pada proses pengimbuhan prefiks ber- pada kata “ajar” di mana fonem /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /l/. Dalam bahasa Arab dapat dicontohkan: من بنى من بنى Proses pergeseran fonem adalah pindahnya sebuah fonem dari silabel ke silabel yang lain biasanya ke silabel berikutnya dalam proses pengimbuhan sufiks –an pada kata “jawab” di mana fonem /b/ yang semula berada pada silabel /wab/ pindah ke silabel /ban/. من ما ممّا D. Simpulan Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan. Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status morfemnya. Pembagian morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, maknanya dan sebagainya.  Morfem bebas dan Morfem terikat  Morfem utuh dan Morfem terbagi  Morfem beralomorf zero  Morfem bermakna Leksikal dan Morfem tidak bermakna Leksikal  Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal(stem), dan Akar(root) Proses-proses morfemis itu berkenaan dengan afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan juga sedikit tentang konversi dan modifikasi intern serta produktifitas proses-proses morfemis. Morfofonomis, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa perubahan morfemis dalam suatu morfologi, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dapat berwujud: (1) pemunculan fonem, (2)pelepasan fonem, (3) peluluhan fonem, (4) perubahan fonem, dan (5) pergeseran fonem. E. Daftar Pustaka Abdul Chaer, Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Amin Nashir, Tataran Linguistik: morfologi. Jurnal Arabia Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Januari – Juni 2009. http://www.sholidocument.com Didownload 7 Oktober 2011 http://www.sholidocument.com Didownload 10 Oktober 2011

0 komentar:

Posting Komentar